Minggu, 03 Maret 2013

BISNIS

Tiga Kunci Sukses Chairul Tanjung

"Kita kebanyakan makan mi instan, sehingga segala sesuatu mau instan."

ddd
Senin, 2 Juli 2012, 14:44 Nur Farida Ahniar, Iwan Kurniawan
Chairul Tanjung berbagi kunci sukses berbisnis.
Chairul Tanjung berbagi kunci sukses berbisnis. (VIVAnews/Ikhwan Yanuar)
VIVAnews - Pemilik CT Corp, Chairul Tanjung, membeberkan kisah suksesnya dalam membangun usaha. CT membagi tiga kunci suksesnya, yaitu kerja keras, kerja cerdas, dan ikhlas.

Hal tersebut disampaikan Chairul dalam diskusi buku mengenai biografinya "Chairul Tanjung Si Anak Singkong".
Pria dengan sapaan akrab CT ini menjelaskan, masyarakat Indonesia sebenarnya beruntung, karena hidup di negeri yang memiliki potensi luar biasa, baik bagi individu maupun bangsa. Jika tiga kunci, yaitu kerja keras, kerja cerdas, dan ikhlas dilakukan, ia yakin dapat berhasil.

"Artinya kita memiliki potensi maju luar biasa bagi individu dan negara, kalau mau bekerja keras sungguh-sungguh, kerja cerdas, dan ikhlas. Tiga kunci itu akan bisa menghasilkan hasil kerja yang baik," kata CT di Jakarta, Senin 2 Juli 2012.

Menurut dia, Indonesia membutuhkan ribuan pengusaha seperti dirinya agar bangsa Indonesia dapat maju dan masyarakatnya sejahtera. "Indonesia butuh  ribuan CT yang lain dan saya yakin Indonesia memiliki banyak CT yang lain," katanya.

Ikhlas dan sabar dalam berproses juga menjadi salah satu kunci penting CT, sehingga bisa sukses. Ia menuturkan, bangsa Indonesia memiliki penyakit ingin segala sesuatunya instan. Segala kesuksesan, dia melanjutkan, akan datang melalui sebuah proses.

"Saya sering bercanda, istilahnya itu, kita kebanyakan makan mi instan sehingga segala sesuatu mau instan," katanya.

Ia menjelaskan, kesadaran tidak ada proses instan. Itulah yang membuat dirinya bersabar. Ia selalu menekankan untuk terus mensyukuri segala sesuatu yang didapatkan pada hari itu. Dengan bersyukur, dia melanjutkan, akan menambah kenikmatan dalam berusaha.

"Jangan pernah ngedumel, syukuri. Kalau kita bersyukur, tambah nikmatnya.  Alhamdulillah, begitu terus-menerus. Jangan pernah berburuk sangka sama Tuhan. Tuhan kasih waktu sesuai porsinya," katanya. (art)

Kamis, 31 Januari 2013

Wirausahawan Sukses

Senin, 19 Maret 2012

  Wirausahawan Sukses


S
eorang pengusaha sukses yang bernama Salman Azis Alsyafdi, S.Kom memulai perjalanan usahanya dengan melakukan jual beli nasi goreng di sebuah asrama tempat dia menuntut ilmu pada tahun 2003 di asrama SMU Insan Cendekia (Boarding School) daerah Serpong. Beliau yang masih berstatus siswa mampu memanfaatkan peluang yang ada dengan melakukan usaha jual beli nasi goreng tanpa memerlukan modal berupa uang, melainkan kejelian membaca peluang, kemauan dan kreativitas. Setelah lulus dari sekolah berasrama tersebut, Salman di terima Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Di kampus Salman tidak mau ketinggalan untuk melakukan bisnis dengan mengubah masalah menjadi peluang. Salman melakukan bisnis buku foto kopian dan warnet yang harganya terjangkau oleh kalangan mahasiswa. Bisnis demi bisnis Salman lakukan, meski banyak rintangan yang telah dia hadapi tidak sedikitpun membuat Salman putus asah dalam berwirausaha. Dengan kegigihannya dalam menjalani wirausaha, Salman sekarang sudah memiliki beberapa unit usaha diantaranya ada Usaha Website, Salon di Asrama UI, Cetak Foto di Serpong, Servis dan Penjualanan Komputer di Serpong, Warnet di Pamulang, Warnet di Bukit Indah dan Warnet di Asrama UI. Selama menjalani beberapa unit usaha, Salman mendapatkan 2 penghargaan, yaitu pada tahun 2007 Salman menjadi pemenang 2 Wirausaha Muda Mandiri Kategori Mahasiswa Program Diploma dan Sarjana terus pada tahun 2008 Salman mendapatkan penghargaan lagi sebagai pemegang Best Enterpreneur Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indnesia.
     Dari kisah Salman di atas bahwasannya ada salah satu masalah besar yang mengganggu keberhasilan para wirausahawan muda adalah godaan untuk cepat sukses, karena untuk dapat mencapainya mereka akan melakukan berbagai cara untuk bisa cepat sukses tanpa harus memikirkan etika yang ada. Dengan itu, mereka dapat merampas hak – hak orang lain dan akan menemukan rumahnya di sebuah kurungan gelap tanpa nama baik. Oleh karena itu, perhatikanlah tip – tip berikut ini agar kita tidak melakukan hal tersebut. Di antaranya, yaitu :
1.     Hindari jalan pintas dalam membangun usaha.
2.    Nikmati proses yang disajikan, maka setiap kesulitan akan menghasilkan tenaga tambahan.
3.    Katakan pada diri kita bahwa segala hal yang mudah dan memotong proses, dapat berisiko negatif pada usaha kita.
4.    Janganlah berkecil hati, saat kita melihat teman satu angkatan cepat mencapai puncak daripada kita.
5.    Tetapkanlah hal – hal yang boleh dan yang tidak boleh kita lakukan sedari awal sehingga kita bekerja dengan tata nilai.
6.    Jauhkanlah diri dari para pemburu kekayaan.
7.    Seleksi orang berdasarkan tata  nilai dan jangan loloskan mereka untuk diangkat kalau mereka melanggar tata nilai.


Sumber : Wirausaha Mandiri Muda

Jumat, 25 Januari 2013

Sukses tidak Diraih dengan Cara Mudah - Ir.Roy Manik


Sukses tidak Diraih dengan Cara Mudah - Ir.Roy Manik

Sep 26, 2008 Author: Webmaster | Filed under: Motivasi


supexteamSaat ini yg sering kita dengar dan baca tentang Bp.Roy Manik, Top Leader Platinum Group, melulu cerita kesuksesannya. Bahwa beliau kini telah mampu memiliki berbagai mobil mewah, beberapa rumah dan apartemen, dan penghasilan puluhan juta rupiah tiap harinya. Tapi tahukah bahwa Bp.Roy Manik untuk mencapai segala kesuksesannya hari ini harus membayar dengan keringat dan perjuangan yg mungkin tidak banyak diantara kita yg tahu.
roy manik melia platinum group leader
Karena saya sering bertemu beliau, dalam forum2 sharing ataupun pertemuan2 pribadi, saya berkesempatan mendengarkan cerita beliau bagaimana perjuangannya dalam mencapai kesuksesannya hari ini melalui Melia Nature Indonesia tidak dicapai dengan cara yg mudah. Untuk itu bagi rekan2 yg belum pernah mendengarkannya secara langsung, saya akan menuliskannya di sini yg semoga bisa menjadi inspirasi bagi rekan2 dan menjadikan motivasi untuk bisa bersama sukses di Melia Nature Indonesia!
Sekitar 4 tahun lalu, Pak Roy dikontak kawan lamanya sewaktu di SMA di Medan dulu yaitu Bp.Sukur Nababan. Saat itu Pak Roy tinggal di Bandung dan Pak Nababan di Jakarta. Dengan modal gelar S2 dari Teknik Geodesi (satelit) Institut Teknologi Bandung, saat itu pekerjaan Pak Roy adalah menjadi dosen di kampus ITB serta mengerjakan berbagai proyek yg diberikan oleh rekanan ITB. Sementara itu Pak Nababan tadinya bekerja di sebuah perusahaan asing dengan posisi sebagai GM namun ditinggalkannya sejak beliau mengerjakan sebuah bisnis yg saat itu sangat tidak jelas asal-usulnya, yaitu Melia Nature Indonesia (saat itu namanya masih Melia Summit Indonesia).
Pak Roy mengatakan sebagai seorang dengan latar belakang teknik, dan nilai matematika sejak SD s/d SMA tidak pernah kurang dari 9, beliau adalah orang yg anti MLM!! Maklum dalam hitung2an beliau, untuk sukses di bisnis MLM probabilitynya sangat kecil. Apalagi untuk mencapai sukses di bisnis ini ada begitu banyak syarat mulai dari sistem peringkat, dan banyak syarat2 jebakan lainnya. Menurutnya jika ada orang yg datang kepadanya lalu mulai menggambar “bulatan-bulatan” (semua orang MLM pasti menggambar bulatan! hehehe…) pasti langsung diusir. “Boro-boro mendengarkan, baru mulai gambar saja pasti langsung saya usir!” demkian menurut Pak Roy.
Nah, saat Pak Nababan mengontak Pak Roy, sama sekali tidak terpikir bahwa Pak Nababan akan membawakan gambar2 bulatan yg akan mengubah hidup Pak Roy selamanya. Yg Pak Roy tahu, sejak selepas SMA mereka berpisah, Pak Roy melanjutkan kuliah di ITB sementara Pak Nababan di Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU), mereka belum saling bertemu lagi. Jadi ketika Pak Nababan mengontak, yg ada dipikiran Pak Roy adalah pertemuan antar kawan lama. Saat itu Pak Nababan masih naik bis, beliau pergi dari Jakarta menuju Bandung secara khusus untuk menemui Pak Roy. Begitu bertemu di Bandung, setelah sedikit bercerita ttg kenangan lama, tiba2 Pak Nababan bilang kalau dia punya bisnis bagus. Sebagai seorang pebisnis Pak Roy cukup antusias dan berpikir mungkin mereka bisa bekerja sama mengerjakan proyek “serius”.
Yg mengherankan ternyata saat Pak Nababan mulai mengeluarkan kertas untuk menjelaskan “bisnis” yg beliau maksud, beliau mulai menggambar bulatan2, sesuatu yg dibenci Pak Roy! Menurut Pak Roy, kalau saja yg menggambar itu bukan Pak Nababan, kawan lamanya, sudah pasti saya usir! Jadi Pak Roy Cuma bilang secara halus “Sudahlah Lae (panggilan akrab khas Sumatera Utara)… kamu kan tahu saya tidak suka dan tidak akan pernah ikut bisnis ginian…. sekarang mending kita makan2 saja lah…”
Tapi Pak Nababan bilang, “Ooo ini lain Lae, berikan waktu setengah jam saja untuk aku terangkan, nanti kau putuskan apa mau terima atau tidak terserah?”
Karena tidak enak hati Pak Roy memutuskan untuk membiarkan Pak Nababan melakukan presentasi. Sampai selesai presentasi Pak Roy sebenarnya tidak tertarik, Cuma karena dalam penjelasan itu disinggung pula ttg manfaat obat, khususnya propolis, dan sekedar untuk menyenangkan kawan lamanya itu, Pak Roy akhirnya memutuskan untuk membeli.
“Berapa saya harus keluarkan uang?” kata Pak Roy. Pak Nababan menyarankan Pak Roy bergabung 7 unit (saat itu opsi tertinggi untuk bergabung adalah 7 unit). Singkat cerita Pak Roy langsung bergabung 7 unit dan mendapat 7 unit produk. Saat itu propolis digunakan Pak Roy untuk mengobati anaknya yg terserang penyakit demam berdarah dan juga untuk mengobati penyakit asam urat Pak Roy yg sudah akut. Ternyata propolis bekerja sangat baik bagi Pak Roy dan keluarganya. Sejak itu Pak Roy mulai menyarankan kawan2 dekatnya untuk menggunakan propolis sebagai alternatif untuk mengobati penyakitnya.
Karena saat itu Pak Roy bergabung 7 unit maka beliau pun selalu menyarankan kawan2nya untuk bergabung (membeli) 7 unit. Yg terjadi kemudian, bonus harian dari MNI mulai dirasakan. Karena closingnya rata2 7 unit yg terjadi maka bonus2 Pak Roy mulai menyentuh angka jutaan. Tentu rekan2 SPX paham dari bonus sponsor saja, untuk orang yg bergabung 7 unit kita mendapat bonus Rp.700rb, plus dari bonus leadership 6 kiri - 6 kanan sebesar Rp.510rb (kalau ada 2 orang masing2 bergabung 7 unit). Wah ternyata enak juga ya kata Pak Roy terima bonus yg dibayar harian. Sejak itu Pak Roy memutuskan untuk lebih serius di bisnis ini dan meninggalkan pekerjaan lamanya sebagai dosen di ITB. Dengan ketetapan hati dan dukungan dari istri tercinta Pak Roy memutuskan untuk mengambil resiko.
Di sinilah perjuangan Pak Roy dimulai. Pertama, saat menjalankan bisnis ini beliau tidak tahu cara memulai menjalankan bisnis ini dengan benar. Maklum saat itu platform ESN (Excellent Strategi of Network) belum tercipta. Kedua, orang tidak tahu apa itu MNI dan cenderung sinis, tidak seperti kalau bicara AMWAY, CNI, TIANSHI dll orang mungkin sudah kenal, tapi Melia Nature? Siapa pula yg kenal? Yg terakhir adalah cibiran dari kawan2 dekat dan persepsi negatif mereka ttg bisnis ini.
Pernah suatu ketika Pak Roy membuat brosur sebanyak 2.000 lembar dan membagikannya satu demi satu kepada setiap orang di sebuah mall. Saat ada kawannya yg melihat Pak Roy melakukan itu, mereka semua garuk2 kepala dan bilang “apa tidak salah Roy?? Masa pekerjaanmu di ITB kamu tinggalkan untuk pekerjaan main2 seperti ini?” Tapi saat itu Pak Roy tegar dan cuma bilang kalau satu hari saya pasti sukses dari bisnis ini. Tapi kenyataannya yg terjadi adalah dari 2.000 lembar brosur yg dibagikan, tak seorang pun yg tertarik dan bergabung!!
Lalu berbagai cara lainnya Pak Roy coba jalankan, tapi ternyata perkembangan bisnis MNI nya tidak semudah yg beliau bayangkan dulu. Hari demi hari dilalui tanpa closing dan mendapat bonus, dan itu artinya tidak ada penghasilan untuk keluarganya! Sampai satu hari Pak Roy memutuskan untuk berhenti dari bisnis MNI dan kembali ke kampus sebagai dosen. Dengan kata lain… Pak Roy menyerah!!
Saat Pak Roy mengutarakan hal tsb kepada istrinya, istrinya cuma bilang singkat saja… “masa baru begitu saja sudah menyerah!”
Menurut Pak Roy ucapan istrinya tsb lah yg akhirnya membakar semangat dan beliau benar2 merasa tertantang. Akhirnya Pak Roy memutuskan untuk bekerja lebih keras lagi, keyakinan yg lebih mendalam thd bisnis ini dan benar2 bekerja secara total. Saat itu setiap ada kesempatan untuk prospek, misalnya saat menunggu istrinya belanja di supermarket Pak Roy berkenalan dengan orang baru dan menjelaskan bisnis MNI ini. Beliau benar2 mengesampingkan ego pribadinya untuk menjalankan bisnis yg saat itu “masih belum jelas”
Beliau juga rela menempuh perjalanan dengan menggunakan bis umum selama 20 jam lebih ke daerah Jawa Timur karena dijanjikan oleh seseorang bahwa dia akan mengumpulkan sekitar 30 orang untuk mendengarkan presentasi Pak Roy. Yg terjadi sesampainya disana, tak seorang pun yg datang. Dan orang yg mengundang cuma bilang “Maaf pak, ternyata mereka semua pada punya acara lain.” Meski kesal Pak Roy tidak menyerah dan terus berjuang.
Rekan2 SPX dahsyat! Cerita Pak Roy itu benar dan saya termasuk orang yg melihat perkembangan Pak Roy di MNI dari dekat. Pada tahun 2006 kesuksesan Pak Roy di MNI belum seperti sekarang. Ukuran paling kasat mata, mobilnya saat itu pun “masih” Suzuki Escudo. Tapi dalam waktu satu tahun berikutnya pada tahun 2007 mobilnya sudah berganti menjadi Grand Vitara, untuk kemudian hanya dalam waktu 6 bulan berikutnya diganti menjadi Toyota Fortuner, dan pada awal 2008 Pak Roy sudah bisa membawa sebuah sedan Jaguar ke acara2 pertemuan MNI.
Acara makan2 Roy Manik bersama jaringan Platinum di Kota Malang, Jatim
Acara makan2 bersama jaringan di Kota Malang, Jatim
Dan saya tahu persis semua kesuksesan yg menjadi bahan edifikasi seluruh jaringannya bukan sekedar “bluffing” atau omong kosong, tapi benar2 kenyataan. Yg jelas, saya berkesempatan menaiki mobil2 beliau. Dan saat bepergian keluar kota saya ikut Pak Roy menginap hanya di hotel terbaik di kamar terbaik. Sebagai contoh saat kami mengadakan perjalanan ke Semarang pada bulan Juni 2008, kita menginap di Novotel Semarang di Suite Room yg bertarif Rp.2.000.000 semalam. Juga berbeda dengan leader di M_LM lain yg minta “diservis” oleh jaringannya, Pak Roy justru menraktir jaringannya, baik untuk acara makan atau mungkin bergembira bersama bernyanyi di tempat karaoke (family karaoke).
Di NAV Karaoke Malang, Jatim
Sebenarnya saat Pak Roy menunjukkan semua kemewahan tsb, beliau bukan bermaksud pamer, tapi untuk menunjukkan kepada rekan2 semua bahwa bisnis MNI ini, jika dikerjakan serius dia akan memberikan hasil yg serius.
Di suite room Novotel Semarang. Kiri-kanan: Simon Manik, Iyus Supriyadi, Roy Manik, Andre Walker, Dadang Wibawa
Dari cerita ini, sesuatu yg penting yg bisa kita petik adalah, bahwa bicara soal kesulitan, soal kerja keras, dan soal menyerah, ternyata bukan dialami oleh kita saja… tapi juga oleh Pak Roy. Yg terpenting adalah bukan soal ada atau tidaknya tantangan dan kesulitan, tapi SIAPKAH kita menghadapi semua itu demi suatu kesuksesan yg akan kita rasakan dan keluarga kita rasakan nantinya. Jadi Pak Roy dengan sikap selalu berpikir positif, kemauan untuk bekerja keras & menekan ego, serta melangkah penuh keyakinan telah membuktikan, hanya dalam waktu sekitar 4 tahun saja, apa yg hari ini masih kita impikan tentang arti kesuksesan, telah bisa beliau raih! Maukah kita mengikuti jejaknya?